Pada dasarnya, ada tiga metode kain dibuat - Proses merajut, proses tenun dan proses non-woven.
Pada kain yang dibuat dengan cara menenun terdapat dua arah serat benang yang saling berlawanan, yaitu benang lungsin dan benang pakan. Benang lungsin adalah benang yang lurus secara vertikal sedangkan benang pakan merupakan benang yang disusun lurus secara horizontal pada sebuah kain. Dua set benang ini saling menyeberang atau menyilang satu sama lainnya sehingga membentuk garis kotak-kotak.
Benang lungsin dan pakan ini bisa ditemukan dalam kain yang dibuat pada alat tenun, termasuk plainweave dan evenweave. Benang pakan ditenun secara selang-seling diatas dan dibawah benang lungsin. Untuk menenun berbagai jenis tekstil, biasanya penenun memulai dengan benang lungsin. Benang ini bisa sepanjang 100 meter yang memanjang ke seluruh gulungan kain yang akhirnya konsumen beli.
Sebagai penyangga utama sebuah kain, benang lungsin ini biasanya dibuat lebih kasar dan kuat dibandingkan dengan benang pakan agar bisa menahan tarikan dan sentakan ketika direntangkan pada alat tenun pada saat menenun. Sedangkan benang pakan hanya sebagai pengisi saja.
Sebelum tenun dimulai, benang lungsin biasanya dibentangkan ke alat tenun, dan biasanya dilingkar ke spul untuk proyek-proyek panjang atau besar. Benang lungsin mengarah sejajar dengan tepi tenunan dan membentuk panjang sebuah kain.
Pada alat tenun, biasanya benang-benang lungsin dipisahkan menjadi dua group, agar benang pakan dapat lebih mudah lewat diatas satu group pada saat ditarik melintasi benang lungsin ke satu arah dan dibawah group itu sewaktu digerakkan melewatinya ke arah yang berlawanan. Oleh sebab itu, seringkali dibutuhkan dua 'ruang pemisah' atau jalur.
Setelah kain ditenun sesuai yang diinginkan dan digulung, penenun akan memotongnya dari benang-benang lungsin. Bahan yang lebih sering digunakan antara lain wol, linen, dan bulu binatang. Kain yang beragam polanya juga bisa dibuat dengan menggunakan benang yang warnanya berbeda pada pakan atau lungsin, atau pada keduanya.
Menenun sering kali dilakukan oleh kaum wanita, tetapi tidak sedikit juga dilakukan oleh pria. Alat tenun zaman dolo yang digunakan oleh orang Mesir, Ibrani dan bangsa lainnya untuk menenun pada dasarnya adalah sebuah bingkai. Pada zaman dolo, alat tenun ada yang horizontal dan ada yang vertikal. Salah satu jenis alat tenun vertikal terdapat dua tiang tegak lurus dengan sebuah batang lintang di bagian atasnya.
Batang ini terjuntai benang benang lungsin yang dipasangin pemberat atau beban beban untuk menjaga agar benangnya tetap lurus. Beberapa alat tenun lainnya, beban beban ini sudah digantikan dengan batang di bagian bawah, sebagian lainnya batang ini bisa diputar agar kain hasil tenunan dapat digulung.
0 komentar:
Posting Komentar